Wednesday, May 6, 2015

Interpretasi Citra Satelit Resolusi Tinggi Untuk Identifikasi Jaringan Jalan



ACARA PRAKTIKUM 8
Interpretasi Citra Satelit Resolusi Tinggi Untuk Identifikasi Jaringan Jalan
TUJUAN
1.  Mahasiswa dapat mengidentifikasi obyek jaringan jalan secara detil melalui interpretasi
citra resolusi tinggi
2.  Mahasiswa dapat membuat peta jaringan jalan daerah kajian.
3.  Mahasiswa dapat menghitung kepadatan jaringan jalan
4.  Mahasiswa dapat menganalisis aksesibilitas dankonektivitas daerah kajian
ALAT dan BAHAN
1.  Citra satelit Resolusi tinggi, misalnya SPOT 5 dengan ukuran cetak citra A4 dan meliput
daerah pingiran kota.
2.  Kertas Kalkir, pengaris, dan pensil
3.  Alat curvimeter atau dengan benang
4.  Alat lain yang dirasa digunakan dalam kegiatan ini
DASAR TEORI
Transportasi merupakan salah satu bentuk interaksi keruangan (spasial). Interaksi terjadi
karena adanya variasi spasial seperti perbedaan kondisi fisik daerah, adanya variasi kegiatan
sosial ekonomi, demografis dan sebagainya. Bentuk interaksi tersebut spasial tersebut dapat
berupa : 1) saling melengkapi (complementary), 2) kesempatan antara (intervening opportunity),
3) saling tukar menukar atau transferability (Hurst dalam Magribi, 1999).
Transportasi mempunyai kaitan erat dengan perkembangan suatu wilayah. Transportasi
dapat memacu perkembangan wilayah, sebaliknya perkembangan wilayah dapat membangkitkan
transportasi. Dengan kata lain suatu wilayah tidak akan berkembang tanpa didukung transportasi,
sehingga transportasi dapat berperan sebagai agent of development perkembangan suatu wilayah.
Tidak dapat dingkari bahwa transportasi merupakan salah satu utulitas vital untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat.
Transportasi sebagai suatu sistem meliputi :
1. Jaringan yang terdiri dari link dan node, struktur, lokasi, dan evolusi jaringan
2. Arus pada jaringan meliputi : arah, volume, frekuensi, management lalu-lintas dan lain-lain.
3. Signifikansi dari pengaruh transportasi terhadap sosial ekonomi masyarakat (Hanson,
1986.154).
Dengan demikian tampak bahwa studi sosial ekonomi transportasi sama pentingnya dengan studi
teknis-mekanis transportasi. Transportasi sebagai suatu sistem sangat dipengaruhi oleh struktur
sosial-  ekonomi-  dan politik yang ada. Sebagai contoh Kabupaten Wonosobo dengan struktur
ekonomi pertanian, dan topografi yang kasar; akan berbeda sistem transportasi dengan daerah
industri yang bertopografi datar.
Evaluasi jaringan transportasi dilakukan dengan parameter : kerapatan jaringan,
pembebanan ruas jalan, matrik konektivitas, indek alpha, indek gamma, aksesibilitas,
konektivitas. Evaluasi arus lalu-lintas membahas arah, volume lalu-lintas, bangkitan perjalanan,
tarikan perjalanan, pembebanan ruas jalan, tingkat pelayanan (LOS), simpul-simpul kemacetan
dan sebagainya.
Dalam studi transportasi terdapat empat tahap yang harus dilakukan yaitu:
1. Trip genetation (bangkitan perjalanan)
2. Trip distribution (persebaran perjalanan)
3. Moda split (moda angkutan)
4. Traffict assigment (Mogridge, 1996).
Trip generation merupakan jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu wilayah.
Besarnya perjalanan di suatu wilayah tergantung pada jumlah penduduk, struktur ekonomi dan
lain-lain.  Trip distribution  sangat dipengaruhi oleh persebaran pusat-pusat kegiatan dan
ketersediaan jaringan yang ada. Jumlah perjalanan yang didistribusikan ke tempat tujuan dengan
moda angkutan yang ada.
Dengan diketahui jaringan transportasi yang ada pada suatu daerah maka akan dapat
diketahui tingkat aksesibilitas lokasi, yaitu tingkat kemudahan suatu lokasi dicapai dari tempat
lain dan ke tempat lain.  Aksesibilitas ini salah satu parameter untuk menentukan pusat-pusat
(simpul)  kegiatan. Aksesibilitas meliputi kemudahan dalam aspek jarak, waktu tempuh, biaya
tempuh.
Juga dapat diketahui Konektivitas wilayah, yaitu melihat keterhubungan antar wilayah
dari aspek keberadaan jaringan. Lokasi atau daerah yang mempunyai konektivitas  tinggi adalah
lokasi yang mempunyai banyak keterhubungan dengan lokasi lain.
Dan dapat diketahui analisa gravitasi digunakan untuk melihat interkasi antar wilayah
berdasarkan jumlah penduduk. Model ini adalah yang paling sederhana untuk melihat potensi
interaksi antar wilayah.
PROSEDUR KERJA
1.  Ambil citra Satelit (SPOT)
2.  Batasi daerah kajian (ikuti saran Asisten Praktikum)
3.  Identifikasikan seluruh obyek jaringan jalan, dan bedakan ke dalam jalan besar, jalan
sedang, jalan kecil.
4.  Hitung seluruh panjang jalan tersebut ( L)
5.  Hitung seluruh wilayah kajian (A)
6.  Hitunglah kepadatan jaringan jalan daerah tersebut, rms D = L : A
7.  Lihat kembali pada citra dan peta hasil interpretasi, menurut sauara bagaimanakah
aksesibilitas, dan konektivitas  daerah tersebut?
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.  Catatlah hasil inventarisasi dan perhitungan saudara
2.  Deskripsikan hasilnya
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan hasil praktikum saudara.
DAFTAR PUSTAKA
La Ode Muhamad Magribi. 1999. Geografi Transportasi (Bagian Pertama dan Kedua).
       Rangkuman terjemahan  Transportatioan Geography Comments and
       Readings.Edited by Michael E. Elliot Hurst. Fak. Pasca Sarjana UGM:Yogyakarta.
Peter Haggett, Richard J. Chorley, 1969.  Network Analisis in Geography.  Edward Arnold :
       London.
Nursid Sumaatmadja, 1988. Studi Geografi :Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.Alumni :
       Bandung
Sarasehan MTI, 1996. Manajemen Transportasi Perkotaan. Sekretariat Masyarakat Transportasi
       Indonesia: Jakarta.
Undang-undang Nomer 14 Tahun 1992  Tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan. Aneka Ilmu:
       Semarang
Wahana Komputer Semarang, 2001.  Sistem Informasi Geografi Dengan AutoCAD MAP.Andi
      Offset: Yogyakarta

No comments:

Post a Comment