Wednesday, May 6, 2015

Interpretasi Citra Satelit Untuk Identifikasi Bentuk Lahan

ACARA PRAKTIKUM 9
Interpretasi Citra Satelit Untuk Identifikasi Bentuk Lahan
TUJUAN
1.  Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuklahan secaradetil melalui interpretasi citra
satelit Landsat
2.  Mahasiswa dapat membuat peta bentuklahan daerah kajian.
3.  Mahasiswa dapat menganalisis karakteristik fisik bentuklahan
4.  Mahasiswa dapat membuat peta bentuklahan hasil interpretasi citra Landsat
ALAT dan BAHAN
1.  Citra satelit Landsat
2.  Kertas Kalkir, pengaris, dan pensil
3.  Alat lain yang dirasa digunakan dalam kegiatan ini
DASAR TEORI
Bentuklahan (landform) merupakan bagian dari permukaan bumi yang mempunyai
bentuk khas sebagai akibat pengaruh dari proses, struktur geologi, dan batuan selama periode
waktu tertentu. Oleh karena itu bentuklahan ditentukan oleh faktor-faktor topografi, struktur
gelogi, batuan, dan proses eksogen.
Sifat dan perwatakan bentuklahan dicerminkan oleh kesamaan :
1.  Struktur geologi yang membatasi informasi morfologi, morfogenesa, dan
morfokronologi.
2.  Proses geomorfologi yang memberikan informasi bagaimana bentuklahan tersebut
terbentuk, meliputi informasi morfografi, morfogenesa, dan morfokronologi.
3.  Kesan topografi dan ekspresi topografi yaitu konfigurasi permukaan bentuklahan yang
memberikan informasi morfometri dan bentuk lereng.
Atas dasar genesa dan terbentuknya bentuklahan yangdapat memberikan gambaran
tentang konfigurasi permukaan bumi, struktur geologi, batuan, dan proses
pembentukannya, maka bentuklahan dapat digolongkan menjadi 8 satuan bentuklahan
utama (Sunardi Joyosuharto, 1981), yaitu:
1.  Bentukan asal struktural
Terbentuk karena adanya proses endogen yang disebutproses tektonik. Proses ini
meliputi pengangkatan, perlipatan, pensesaran, dan kadang disertai oleh instrusi
magma sehingga struktur geologi tertentu atau bentuklahan yang terbentuk karena
kontrol struktur geologi pada daerah tersebut.
2.  Bentukan asal fluvial
Bentuklahan fluvial terbentuk karena proses fluvialair permukaan memegang peranan
penting dalam hal ini adalah air yang mengalir di atas permukaan misalnya air sungai.
3.  Bentukan asal vulkanik
Bentuklahan ini berkaitan dengan gerakan magma naikke permukaan bumi. Akibat dari
proses ini terjadi berbagai bentukan yang secara makro disebut bentukan vulkanik. Pada
skala yang lebih rinci, bentukan volkanik dapat dibedakan menjadi berbagai bentuk
satuan lahan antara lain kepundan, kubah/sumbat lava, perisai lava, blok lava,
2
hamparan lahar dan lava, dike, lakolit, batolit, stock, kerucut gunung api, barancho, dll.
Pada umumnya bentuklahan asal volkanik berada pada komplek gunungapi dan
sekitarnya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari komplek
gunung api misalnya dike, stock, dan bocca.
4.  Bentukan asal marin
Pengaruh proses marin berlangsung intensif pada daerah pesisir sepanjang garis pantai,
daerah pesisir merupakan daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena pengaruh
langsung dari aktivitas marin.
5.  Bentukan asal angin
Bentuklahan aeolin adalah bentuklahan yang terbentuk oleh proses eksogenik dengan
angin sebagai agen pembentuk utama. Umumnya terbentuk pada daerah kering dan
terdiri dari material lepas.
6.  Bentukan asal pelarutan atau karst
Adalah bentuklahan yang terbentuk oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah
larut. Pembentukan topografi karst terjadi pada batuan yang memiliki derajat kelarutan
tinggi.
7.  Bentukan asal denudasional
Bentukan ini umumnya terdapat pada daerah berbatuanlunak dan beriklim basah
karena bentuk-bentuk strukturalnya tidak dapat bertahan lama akibat proses
pelapukan, erosi, gerak masa batuan dan sedimentasi. Sehingga diperlukan pembagian
yang lebih rinci atas dasar karakteristik morfometrinya, seperti relief, kelerengan dan
kepadatan aliran.
8.  Bentukan asal glasial
Bentukan yang berkembang sebagai akibat dari glasiasi baik oleh proses penimbunan
atau pengikisan oleh tubuh es (gletser) dan berinteraksi dengan kondisi lingkungan pada
saat itu.
PROSEDUR KERJA
1. Ambil citra Satelit Landsat
2. Batasi daerah kajian (ikuti saran Asisten Praktikum)
3. Identifikasikan seluruh obyek bentuklahan yang ada didaerah tersebut
4. Delineasikan dan berilah kode atau simbol setiapbantuklahan yang ada di wilayah kajian.
5.  Buatlah peta bentuklahannya
6  Deskripsikan karakteristik setiap bentuklahan yang ada
Sanardi Joyosuharto (1980: 15) menjelaskan ada limalangkah yang dilakukan untuk
melakukan interpretasi bentuklahan yaitu:
1.  Relief atau morfologi
Ini meliputi ketinggian, kemiringan lereng, break of slope, platform, dsb. Analisis foto
udara pada langkah ini akan membawa interpreter dalam memberikan klasifikasi
tentatif dari bentang alam.
2.  Drainage Pattern
Perhatian harus diberikan pada dasar sungai atau lembah sungai, tipe sungai, danau-danau dan sebagainya. Pola aliran memberikan interpreter dasar studi yang lebih
3
mendalam tentang litologi dan struktur dasar bagi studi yang lebih mendalam tentang
litologi dan struktur geologi, seperti halnya tipe tanah dan tipe vegetasi.
3.  Vegetasi
Aspek-aspek yang penting dari vegetasi untuk penelitian bentuklahan adalah:
-  Ada tidaknya tumbuh-tumbuhan pada material khusus, misalnya jenis vegetasi
jati ada di daerah gamping, duren ada di daerah vulkanis.
-  Adanya tumbuhan penunjuk, dan
-  Berjalur atau pola yang lain sebagai hasil dari spesies komposisi, kepadatan atau
tingginya tanaman.
4.  Litologi dan struktur
Karakteristik foto yang baik dalam hal ini adallah pada perbedaan kekasaran seperti
terlihat pada perbedaan-perbedaan vegetasi, morfologi, hidrologi, dan geologi/lithologi.
Perbedaan geologi dan lithologi dapat dibedakan dengan dip dan strike peerlapisan,
struktur perlapisan (lipatan, flekture) garis patahan proses-proses volkanik dan bentuk-bentuk erosif. Pada saat yang sama litologi memberikan kepada kita tentang tipe tanah,
tipe vegetasi dan bentang geomorfologis.
5.  Geomorfologi: bentang alam dan proses-proses
Langkah ini dapat dilihat lebih baik sebagai deduksi hasil empat langkah yang terdahulu,
tetapi dianalisis dan diklasifikasikan dengan seksama. Ini seakan-akan sebagai re-interpretasi dari semua yang telah dikerjakan sebelumnya. Dengan demikian interpreter
yang berpengalaman dapat mengerjakan lima langkah sekaligus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Catatlah hasil inventarisasi dan perhitungan saudara
2. Deskripsikan hasilnya
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan hasil praktikum saudara.
DAFTAR PUSTAKA
Dessaunette, JR. 1977. Catalogue of Landform for Indonesia. Bogor: Lembaga Penelitian
     Tanah.
Lillesand, Thomas M dan Ralph W. Kiefer. 1979.Remote Sensing and Image
    Interpretation.New York: John Willey & Sons.
Sunardi JS. 1980.  Interpretasi Foto Udara dan Pemetaan Geomorfologi. Yogyakarta:
    Fakultas Geografi UGM.
Sunardi JS. 1981.Dasar Pemikiran Tentang Klasifikasi Bentuklahan.Yogyakarta :
    Fakultas Geografi UGM.

Interpretasi Citra Satelit Resolusi Tinggi Untuk Identifikasi Jaringan Jalan



ACARA PRAKTIKUM 8
Interpretasi Citra Satelit Resolusi Tinggi Untuk Identifikasi Jaringan Jalan
TUJUAN
1.  Mahasiswa dapat mengidentifikasi obyek jaringan jalan secara detil melalui interpretasi
citra resolusi tinggi
2.  Mahasiswa dapat membuat peta jaringan jalan daerah kajian.
3.  Mahasiswa dapat menghitung kepadatan jaringan jalan
4.  Mahasiswa dapat menganalisis aksesibilitas dankonektivitas daerah kajian
ALAT dan BAHAN
1.  Citra satelit Resolusi tinggi, misalnya SPOT 5 dengan ukuran cetak citra A4 dan meliput
daerah pingiran kota.
2.  Kertas Kalkir, pengaris, dan pensil
3.  Alat curvimeter atau dengan benang
4.  Alat lain yang dirasa digunakan dalam kegiatan ini
DASAR TEORI
Transportasi merupakan salah satu bentuk interaksi keruangan (spasial). Interaksi terjadi
karena adanya variasi spasial seperti perbedaan kondisi fisik daerah, adanya variasi kegiatan
sosial ekonomi, demografis dan sebagainya. Bentuk interaksi tersebut spasial tersebut dapat
berupa : 1) saling melengkapi (complementary), 2) kesempatan antara (intervening opportunity),
3) saling tukar menukar atau transferability (Hurst dalam Magribi, 1999).
Transportasi mempunyai kaitan erat dengan perkembangan suatu wilayah. Transportasi
dapat memacu perkembangan wilayah, sebaliknya perkembangan wilayah dapat membangkitkan
transportasi. Dengan kata lain suatu wilayah tidak akan berkembang tanpa didukung transportasi,
sehingga transportasi dapat berperan sebagai agent of development perkembangan suatu wilayah.
Tidak dapat dingkari bahwa transportasi merupakan salah satu utulitas vital untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat.
Transportasi sebagai suatu sistem meliputi :
1. Jaringan yang terdiri dari link dan node, struktur, lokasi, dan evolusi jaringan
2. Arus pada jaringan meliputi : arah, volume, frekuensi, management lalu-lintas dan lain-lain.
3. Signifikansi dari pengaruh transportasi terhadap sosial ekonomi masyarakat (Hanson,
1986.154).
Dengan demikian tampak bahwa studi sosial ekonomi transportasi sama pentingnya dengan studi
teknis-mekanis transportasi. Transportasi sebagai suatu sistem sangat dipengaruhi oleh struktur
sosial-  ekonomi-  dan politik yang ada. Sebagai contoh Kabupaten Wonosobo dengan struktur
ekonomi pertanian, dan topografi yang kasar; akan berbeda sistem transportasi dengan daerah
industri yang bertopografi datar.
Evaluasi jaringan transportasi dilakukan dengan parameter : kerapatan jaringan,
pembebanan ruas jalan, matrik konektivitas, indek alpha, indek gamma, aksesibilitas,
konektivitas. Evaluasi arus lalu-lintas membahas arah, volume lalu-lintas, bangkitan perjalanan,
tarikan perjalanan, pembebanan ruas jalan, tingkat pelayanan (LOS), simpul-simpul kemacetan
dan sebagainya.
Dalam studi transportasi terdapat empat tahap yang harus dilakukan yaitu:
1. Trip genetation (bangkitan perjalanan)
2. Trip distribution (persebaran perjalanan)
3. Moda split (moda angkutan)
4. Traffict assigment (Mogridge, 1996).
Trip generation merupakan jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu wilayah.
Besarnya perjalanan di suatu wilayah tergantung pada jumlah penduduk, struktur ekonomi dan
lain-lain.  Trip distribution  sangat dipengaruhi oleh persebaran pusat-pusat kegiatan dan
ketersediaan jaringan yang ada. Jumlah perjalanan yang didistribusikan ke tempat tujuan dengan
moda angkutan yang ada.
Dengan diketahui jaringan transportasi yang ada pada suatu daerah maka akan dapat
diketahui tingkat aksesibilitas lokasi, yaitu tingkat kemudahan suatu lokasi dicapai dari tempat
lain dan ke tempat lain.  Aksesibilitas ini salah satu parameter untuk menentukan pusat-pusat
(simpul)  kegiatan. Aksesibilitas meliputi kemudahan dalam aspek jarak, waktu tempuh, biaya
tempuh.
Juga dapat diketahui Konektivitas wilayah, yaitu melihat keterhubungan antar wilayah
dari aspek keberadaan jaringan. Lokasi atau daerah yang mempunyai konektivitas  tinggi adalah
lokasi yang mempunyai banyak keterhubungan dengan lokasi lain.
Dan dapat diketahui analisa gravitasi digunakan untuk melihat interkasi antar wilayah
berdasarkan jumlah penduduk. Model ini adalah yang paling sederhana untuk melihat potensi
interaksi antar wilayah.
PROSEDUR KERJA
1.  Ambil citra Satelit (SPOT)
2.  Batasi daerah kajian (ikuti saran Asisten Praktikum)
3.  Identifikasikan seluruh obyek jaringan jalan, dan bedakan ke dalam jalan besar, jalan
sedang, jalan kecil.
4.  Hitung seluruh panjang jalan tersebut ( L)
5.  Hitung seluruh wilayah kajian (A)
6.  Hitunglah kepadatan jaringan jalan daerah tersebut, rms D = L : A
7.  Lihat kembali pada citra dan peta hasil interpretasi, menurut sauara bagaimanakah
aksesibilitas, dan konektivitas  daerah tersebut?
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.  Catatlah hasil inventarisasi dan perhitungan saudara
2.  Deskripsikan hasilnya
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan hasil praktikum saudara.
DAFTAR PUSTAKA
La Ode Muhamad Magribi. 1999. Geografi Transportasi (Bagian Pertama dan Kedua).
       Rangkuman terjemahan  Transportatioan Geography Comments and
       Readings.Edited by Michael E. Elliot Hurst. Fak. Pasca Sarjana UGM:Yogyakarta.
Peter Haggett, Richard J. Chorley, 1969.  Network Analisis in Geography.  Edward Arnold :
       London.
Nursid Sumaatmadja, 1988. Studi Geografi :Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.Alumni :
       Bandung
Sarasehan MTI, 1996. Manajemen Transportasi Perkotaan. Sekretariat Masyarakat Transportasi
       Indonesia: Jakarta.
Undang-undang Nomer 14 Tahun 1992  Tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan. Aneka Ilmu:
       Semarang
Wahana Komputer Semarang, 2001.  Sistem Informasi Geografi Dengan AutoCAD MAP.Andi
      Offset: Yogyakarta