Tuesday, June 25, 2013

Persebaran Barang Tambang Dan Pemanfaatannya


Indonesia kaya akan barang tambang, hampir semua jenis barang ada di Indonesia. Berdasarkan kegunaannya, barang tambang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Pertambangan bijih / logam Pertambangan ini meliputi bijih besi, bouksit, timah, nikel, tembaga, emas dan perak.
a) Bijih besi Beberapa bijih besi antara lain sebagai berikut : (1) Bijih besi lateritik terdapat di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. (2) Bijih besi magnetic-hematit, terdapat di Kalimantan Tengah (3) Bijih besi titan, terdapat di Pantai Cilacap, Pantai Pelabuhan Ratu, Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Pabrik peleburan besi baja Indonesia terdapat di Cilegon.
b) Bouksit (bijih alumunium), dihasilkan di Kepulauan Riau, Pulau Bintan dan Singkawang. Bouksit merupakan mineral yang ringan, kuat dan tak berkarat. c) Timah Tambang timah terdapat di pulau-pulau Singkep, Bangka, Belitung dan lepas pantai di sekitarnya. Timah ada dua macam, yaitu : (1) Timah primer, adalah timah yang mengndap pertama kali pada batuan granit.
(2) Timah sekunder (alluvial), adalah endapan timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya akibat proses pelapukan dan erosi.
d) Nikel Bijih nikel terdapat di Pulau Mantang di Teluk Bone, Pulau Halmahera, sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan Kolaka (Sulawesi Selatan)
e) Tembaga Tambang terdapat di Tirtomoyo dan Wonogiri (Jawa Tengah) Muara Sipeng (Sulawesi) dan Tembaga pura Papua/Irian Jaya)
f) Emas dan Perak Emas dan perak merupakan logam mulia. Pusat tambang emas dan perak terdapat di daerah Tembagapura (Irian Jaya), Batu Hijau (nusa Tenggara Barat), Tasik Malaya dan Jampang (Jawa Barat), Simau (Bengkulu), Logos (Riau) dan Meulaboh (Aceh)
g) Intan Tambang intan terdapat di Kalimantan Selatan, yaitu di sekitar Sungai Kusan dan Riam Kanan Kiri.
h) Seng Terdapat di beberapa daerah di Indonesia , antara lain Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
i) Mangaan Mangaan terdapat di Kliripan (Yogyakarta), Pulau Doi (Halmahera) dan Karang Nunggal (sebelah selatan Tasik Malaya)
2) Pertambangan Yang Menghasilkan Energi Pertambangan ini terdiri dari minyak bumi, gas dan batu bara.
a) Minyak bumi Minyak bumi berasal dari plankton atau mikro organisme yang sudah mati dan tertimbun berjuta-juta tahun di dasar danau, teluk, rawa ataupun laut yang dangkal. Hal ini terjadi karena penguraian yang tidak sempurna. Mikro organisme yang banyak mengandung lemak berubah menjadi lumpur busuk yang berada diantara lapisan pasir dan tanah kedap yang disebut sapropelium. Akibat dari tekanan yang semakin besar dan temperatur yang semakin tinggi, maka sapropelium berubah menjadi minyak bumi. Mutu minyak bumi Indonesia cukup bagus, karena kadar sulfur (belerang)-nya rendah sehingga asap kotor yang menimbulkan polusi.
Daerah-daerah penghasil minyak bumi di Indonesia antara lain : (1) Jawa : daerah delta Sungai Brantas, Cepu dan Jatibarang. Pabrik penyulinga di Wonokromo dan Cepu (2) Sumatera : terdapat di Peureula-Langkat, Dataran Riau (Pekanbaru), Jambi dan Palembang. Pabrik penyulingannya di Pangkalanbrandan, Dumai, Plaju dan Sungai Gerong. (3) Kalimantan : terdapat di Pulau Bunyu dan Tarakan, sekitar Sungai Mahakam. Pabrik penyulingan di Balikpapan
(4) Maluku/Seram : di Bula (5) Irian Jaya : terdapat di Sorong dan Bobo (6) Lepas Pantai : lepas pantai sebelah timur balikpapan (Ataka), lepas pantai Aceh Timur, Laut Jawa (Sinta dan Arjuna), lepas pantai Sumatera bagian tenggara (Zeida dan Cita).
b) Gas Alam Gas alam merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil, terutama metan (CH2 atau C2H6), propan (C3H6) dan butan (C4H10) yang digunakan sebagai bahan bakar. Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG (Liquid Natural Gas) adalah gas alam cair dan LPG (Liqufied Petroleum Gas) adalah gas minyak bumi cair. Gas alam diproduksi di Arun (Aceh), Bdak (Bontang, Kalimantan Timur), dan Kepulauan Natuna. Gas alam banyak diekspor ke Jepang, Amerika Serikat dan Singapura. Minyak dan gas bumi mempunyai keunggulan dibanding dengan sumber energi lainnya, antara lain :
(0) Minyak bumi dan gas bumi mempunyai nilai kalor yang tinggi
(1) Minyak bumi dan gas bumi mempunyai nilai kalor yang tinggi
(2) Minyak bumi dan gas bumi menghasilkan berbagai macam bahan bakar
(3) Minyak bumi dapat menghasilkan bernagai macam minyak pelumas
(4) Minyak bumi dapat dipakai sebagai bahan baku petrokimia, misalnya bahan tekstil dan plastik
(5) Sifat cair minyak bumi menjadikan lebih praktis karena bisa dibawa dan disimpan dalam berbagai bentuk
c) Batu bara Sebagian besar batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan tropis pada masa prasejarah (masa karbon). Jenis tumbuh-tumbuhan ini antara lain Lepidoden Draceae, Pteridospermae dan Galamariaceae. Tumbuh-tumbuhan tersebut tertimbun dan sekarang berada dalam lapisan batu-batuan lapisan yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut proses inkolen (proses pengarangan) yang terbagi menjadi dua yaitu proses biokimia dan proses metamorfosis.
(a) Proses Biokimia Proses ini dijalankan oleh bakteri anaerob, tetapi dalam keadaan diagenetis, artinya sisa-sissa tumbuh-tumbuhan itu menjadi keras karena beratnya sendiri. Jadi, tidak ada kenaikan suhu dan tekanan. Proses ini mengakibatkan tumbuh-tumbuhan berubah menjadi turf.
(b) Proses metamorphosis Yaitu suatu proses yang terjadi karena pengaruh tekanan dan suhu yang sangat tinggi serta berlangsung dalam waktu yang lama. Daerah - daerah penghasil batu bara di Indonesia antara lain :
(a) Umbilin dekat Sawahlunto Sumatera Barat) menghasilkan batu bara muda yang sifatnya mudah hancur.
 (b) Bukit Asam dekat Tanjung Enim (Palembang) menghasilkan batu bara muda yang sudah menjadi antrasit karena pengaruh magma.
(c) Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (Pulau Laut dan Sebuku)
(d) Jambi, Riau, Aceh dan Irian Jaya. Produksi batu bara di Indonesia harus terus meningkat dari 76,8 juta M ton pada tahun 2000 manjadi 88,6 M ton tahun 2002.
3) Pertambangan Mineral Industri Yang termasuk pertambangan mineral industri antara lain : a) Batu kapur, terdapat pada pegunungan kapur di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali bagian selatan, dan Irian Jaya bagian selatan.
b) Yodium, terdapat di dekat Mojokerto dan Semarang
c) Belerang, terdapat di Gunung Welirang (Jawa Timur) dan Gunung Patuha (Jawa Barat)
d) Tanah liat, terdapat di dataran rendah Pulau Jawa dan Sumatera.
e) Kaolin, terdapat di Bangka, Belitung dan Sulawesi Utara.
f) Pasir kuarsa, terdapat Bangka, Belitung dan Madura.
g) Batu granit, terdapat di Pulau Karimun (Riau), kemudian diangkut ke Dumai dan Pulau Batam. Selain tambang-tambang tersebut di atas, masih terdapat jenis tambang yang lain, seperti:
1) Platina (emas putih) terdapat di Pegunungan Verbeek (Kalimantan)
2) Wolfram, terdapat di Pulau Singkep (Riau)
3) Tras, terdapat di Gunung Muria (Jawa Tengah)
4) Batu pualam (marmer), terdapat di Wajak (Trenggalek) yang diolah di Tulungagung)
 5) Batu gips, terdapat di Cirebon, Rembang, Kalianget dan Maospati
6) Asbes, terdapat di Halmahera dan diolah di Gresik.
7) Grafit, terdapat di Payakumbuh dan sekitar Danau Singkarak (Sumatera Barat)
Beberapa contoh bahan tambang dan pemanfaatannya:
a)      Minyak Bumi
  • Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang;
  • Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;
  • Minyak Tanah untuk bahan baku lampu minyak;
  • Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;
  • LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas;
  • Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;
  • Vaselin ialah salep untuk bahan obat;
  • Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan
  • Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)
b)      Batu Bara
dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.
c)      Biji Besi
Untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain
d)     Tembaga
merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah ditempa.
e)      Bauksit
Sebagai bahan dasar pembuatan alumunium.
f)       Emas dan Perak
untuk perhiasan
g)      Marmer
Untuk bahan bangunan rumah atau gedung
h)      Belerang
Untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api
i)        Yodium
Untuk obat dan peramu garam dapur beryodium

j)        Nikel
Untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.
k)      Gas Alam
Untuk bahan bakar kompor gas
l)        Mangaan
Untuk pembuatan pembuatan besi baja
m)    Grafit
Bermanfaat untuk membuat pensil, dan bahan pembuatan baterai



SUBSISTENCE ECONOMIC ACTIVITIES
   All the world’s three billion people are supported by economic activity of one sort or another. Given such a bewildering amount of activity, how can we detec the patterns by which it’s organized from place to place? In a sense, doing so is precisely the task of economic geography.
In terms of number of workers, the world’s leading economic activity is agriculture, for about 75 per cent of the procedurs on earth are agriculturalists. Manufacturing engages about 10 per cent of the world’s labor force. Trade, transportasion, and service account for 12 per cent. The remaining 3 per cent buys themselves in mining, fishing, and forestry.
      In this book we shall apply the geographic method of analysis to, and organize our discussion around, production rather than comsumption. We do so for two reasons. First, spatial variation is more pronounced for the former than the latter. Coffee-drinkers are more ubiquitous than coffee-growers; paper is consumed in almost every inhabited are of the world, but paper is manufactured in only a few spots; and although the consumption of cotton is well-nigh universal,cotton growing and cotton-textile production are carried on only in certain specific regions that can be clearly delimited. Second, there is much less information, scientifically analyzed, about consumption compared to the information dealing with production.
        For our purposes, we can divide production efforts into two great categories subsistenc e and commercial. In subsistenceendeavors, each producer lives directly on what he produces. He bends all his efforts to meeting the immediate needs of himself and family and so has little left over for bartering or selling. He and the members of his family must provide the food they eat, the clothes they wear, the fuel that warms them, the dwelling that shelters them, the implements they use, and any items of culture they enjoy.
         In commercial economie,by contrast, each producer generates a surplus of something that he can exchange for surpluses of other things others produce. Little of his effort goes into directly providing the food, clothing, fuel, and shelter his family neends.
         The basic distinction between subsistence and commercial economies lies, then, in the soure of satisfaction of economic needs. Obviously, there are variations in the degrees of either subsistence or commercial economies. Businessmen who live in city apartment houses are entirely dependent on other producers for every one of their economic needs. Primitive tropical tribesmen who avoid contact with outsiders provide themselves with everything they consume. But in between these two extremes are countless shadings – areas in which the economy is partly subsistence and partly commercial.

         We shall confine our discussion to regions that are clearly either subsistence or commercial – or at least we shall confine our chapter headings to such activities. For now, in Part Two, we shall deal primarily with subsistence economies, while Chapter 4 deal with a more advanced activity- intensive subsistence cultivation