Tuesday, June 25, 2013

Persebaran Barang Tambang Dan Pemanfaatannya


Indonesia kaya akan barang tambang, hampir semua jenis barang ada di Indonesia. Berdasarkan kegunaannya, barang tambang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Pertambangan bijih / logam Pertambangan ini meliputi bijih besi, bouksit, timah, nikel, tembaga, emas dan perak.
a) Bijih besi Beberapa bijih besi antara lain sebagai berikut : (1) Bijih besi lateritik terdapat di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. (2) Bijih besi magnetic-hematit, terdapat di Kalimantan Tengah (3) Bijih besi titan, terdapat di Pantai Cilacap, Pantai Pelabuhan Ratu, Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Pabrik peleburan besi baja Indonesia terdapat di Cilegon.
b) Bouksit (bijih alumunium), dihasilkan di Kepulauan Riau, Pulau Bintan dan Singkawang. Bouksit merupakan mineral yang ringan, kuat dan tak berkarat. c) Timah Tambang timah terdapat di pulau-pulau Singkep, Bangka, Belitung dan lepas pantai di sekitarnya. Timah ada dua macam, yaitu : (1) Timah primer, adalah timah yang mengndap pertama kali pada batuan granit.
(2) Timah sekunder (alluvial), adalah endapan timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya akibat proses pelapukan dan erosi.
d) Nikel Bijih nikel terdapat di Pulau Mantang di Teluk Bone, Pulau Halmahera, sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan Kolaka (Sulawesi Selatan)
e) Tembaga Tambang terdapat di Tirtomoyo dan Wonogiri (Jawa Tengah) Muara Sipeng (Sulawesi) dan Tembaga pura Papua/Irian Jaya)
f) Emas dan Perak Emas dan perak merupakan logam mulia. Pusat tambang emas dan perak terdapat di daerah Tembagapura (Irian Jaya), Batu Hijau (nusa Tenggara Barat), Tasik Malaya dan Jampang (Jawa Barat), Simau (Bengkulu), Logos (Riau) dan Meulaboh (Aceh)
g) Intan Tambang intan terdapat di Kalimantan Selatan, yaitu di sekitar Sungai Kusan dan Riam Kanan Kiri.
h) Seng Terdapat di beberapa daerah di Indonesia , antara lain Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
i) Mangaan Mangaan terdapat di Kliripan (Yogyakarta), Pulau Doi (Halmahera) dan Karang Nunggal (sebelah selatan Tasik Malaya)
2) Pertambangan Yang Menghasilkan Energi Pertambangan ini terdiri dari minyak bumi, gas dan batu bara.
a) Minyak bumi Minyak bumi berasal dari plankton atau mikro organisme yang sudah mati dan tertimbun berjuta-juta tahun di dasar danau, teluk, rawa ataupun laut yang dangkal. Hal ini terjadi karena penguraian yang tidak sempurna. Mikro organisme yang banyak mengandung lemak berubah menjadi lumpur busuk yang berada diantara lapisan pasir dan tanah kedap yang disebut sapropelium. Akibat dari tekanan yang semakin besar dan temperatur yang semakin tinggi, maka sapropelium berubah menjadi minyak bumi. Mutu minyak bumi Indonesia cukup bagus, karena kadar sulfur (belerang)-nya rendah sehingga asap kotor yang menimbulkan polusi.
Daerah-daerah penghasil minyak bumi di Indonesia antara lain : (1) Jawa : daerah delta Sungai Brantas, Cepu dan Jatibarang. Pabrik penyulinga di Wonokromo dan Cepu (2) Sumatera : terdapat di Peureula-Langkat, Dataran Riau (Pekanbaru), Jambi dan Palembang. Pabrik penyulingannya di Pangkalanbrandan, Dumai, Plaju dan Sungai Gerong. (3) Kalimantan : terdapat di Pulau Bunyu dan Tarakan, sekitar Sungai Mahakam. Pabrik penyulingan di Balikpapan
(4) Maluku/Seram : di Bula (5) Irian Jaya : terdapat di Sorong dan Bobo (6) Lepas Pantai : lepas pantai sebelah timur balikpapan (Ataka), lepas pantai Aceh Timur, Laut Jawa (Sinta dan Arjuna), lepas pantai Sumatera bagian tenggara (Zeida dan Cita).
b) Gas Alam Gas alam merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil, terutama metan (CH2 atau C2H6), propan (C3H6) dan butan (C4H10) yang digunakan sebagai bahan bakar. Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG (Liquid Natural Gas) adalah gas alam cair dan LPG (Liqufied Petroleum Gas) adalah gas minyak bumi cair. Gas alam diproduksi di Arun (Aceh), Bdak (Bontang, Kalimantan Timur), dan Kepulauan Natuna. Gas alam banyak diekspor ke Jepang, Amerika Serikat dan Singapura. Minyak dan gas bumi mempunyai keunggulan dibanding dengan sumber energi lainnya, antara lain :
(0) Minyak bumi dan gas bumi mempunyai nilai kalor yang tinggi
(1) Minyak bumi dan gas bumi mempunyai nilai kalor yang tinggi
(2) Minyak bumi dan gas bumi menghasilkan berbagai macam bahan bakar
(3) Minyak bumi dapat menghasilkan bernagai macam minyak pelumas
(4) Minyak bumi dapat dipakai sebagai bahan baku petrokimia, misalnya bahan tekstil dan plastik
(5) Sifat cair minyak bumi menjadikan lebih praktis karena bisa dibawa dan disimpan dalam berbagai bentuk
c) Batu bara Sebagian besar batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan tropis pada masa prasejarah (masa karbon). Jenis tumbuh-tumbuhan ini antara lain Lepidoden Draceae, Pteridospermae dan Galamariaceae. Tumbuh-tumbuhan tersebut tertimbun dan sekarang berada dalam lapisan batu-batuan lapisan yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut proses inkolen (proses pengarangan) yang terbagi menjadi dua yaitu proses biokimia dan proses metamorfosis.
(a) Proses Biokimia Proses ini dijalankan oleh bakteri anaerob, tetapi dalam keadaan diagenetis, artinya sisa-sissa tumbuh-tumbuhan itu menjadi keras karena beratnya sendiri. Jadi, tidak ada kenaikan suhu dan tekanan. Proses ini mengakibatkan tumbuh-tumbuhan berubah menjadi turf.
(b) Proses metamorphosis Yaitu suatu proses yang terjadi karena pengaruh tekanan dan suhu yang sangat tinggi serta berlangsung dalam waktu yang lama. Daerah - daerah penghasil batu bara di Indonesia antara lain :
(a) Umbilin dekat Sawahlunto Sumatera Barat) menghasilkan batu bara muda yang sifatnya mudah hancur.
 (b) Bukit Asam dekat Tanjung Enim (Palembang) menghasilkan batu bara muda yang sudah menjadi antrasit karena pengaruh magma.
(c) Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (Pulau Laut dan Sebuku)
(d) Jambi, Riau, Aceh dan Irian Jaya. Produksi batu bara di Indonesia harus terus meningkat dari 76,8 juta M ton pada tahun 2000 manjadi 88,6 M ton tahun 2002.
3) Pertambangan Mineral Industri Yang termasuk pertambangan mineral industri antara lain : a) Batu kapur, terdapat pada pegunungan kapur di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali bagian selatan, dan Irian Jaya bagian selatan.
b) Yodium, terdapat di dekat Mojokerto dan Semarang
c) Belerang, terdapat di Gunung Welirang (Jawa Timur) dan Gunung Patuha (Jawa Barat)
d) Tanah liat, terdapat di dataran rendah Pulau Jawa dan Sumatera.
e) Kaolin, terdapat di Bangka, Belitung dan Sulawesi Utara.
f) Pasir kuarsa, terdapat Bangka, Belitung dan Madura.
g) Batu granit, terdapat di Pulau Karimun (Riau), kemudian diangkut ke Dumai dan Pulau Batam. Selain tambang-tambang tersebut di atas, masih terdapat jenis tambang yang lain, seperti:
1) Platina (emas putih) terdapat di Pegunungan Verbeek (Kalimantan)
2) Wolfram, terdapat di Pulau Singkep (Riau)
3) Tras, terdapat di Gunung Muria (Jawa Tengah)
4) Batu pualam (marmer), terdapat di Wajak (Trenggalek) yang diolah di Tulungagung)
 5) Batu gips, terdapat di Cirebon, Rembang, Kalianget dan Maospati
6) Asbes, terdapat di Halmahera dan diolah di Gresik.
7) Grafit, terdapat di Payakumbuh dan sekitar Danau Singkarak (Sumatera Barat)
Beberapa contoh bahan tambang dan pemanfaatannya:
a)      Minyak Bumi
  • Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang;
  • Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;
  • Minyak Tanah untuk bahan baku lampu minyak;
  • Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;
  • LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas;
  • Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;
  • Vaselin ialah salep untuk bahan obat;
  • Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan
  • Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)
b)      Batu Bara
dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.
c)      Biji Besi
Untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain
d)     Tembaga
merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah ditempa.
e)      Bauksit
Sebagai bahan dasar pembuatan alumunium.
f)       Emas dan Perak
untuk perhiasan
g)      Marmer
Untuk bahan bangunan rumah atau gedung
h)      Belerang
Untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api
i)        Yodium
Untuk obat dan peramu garam dapur beryodium

j)        Nikel
Untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.
k)      Gas Alam
Untuk bahan bakar kompor gas
l)        Mangaan
Untuk pembuatan pembuatan besi baja
m)    Grafit
Bermanfaat untuk membuat pensil, dan bahan pembuatan baterai



SUBSISTENCE ECONOMIC ACTIVITIES
   All the world’s three billion people are supported by economic activity of one sort or another. Given such a bewildering amount of activity, how can we detec the patterns by which it’s organized from place to place? In a sense, doing so is precisely the task of economic geography.
In terms of number of workers, the world’s leading economic activity is agriculture, for about 75 per cent of the procedurs on earth are agriculturalists. Manufacturing engages about 10 per cent of the world’s labor force. Trade, transportasion, and service account for 12 per cent. The remaining 3 per cent buys themselves in mining, fishing, and forestry.
      In this book we shall apply the geographic method of analysis to, and organize our discussion around, production rather than comsumption. We do so for two reasons. First, spatial variation is more pronounced for the former than the latter. Coffee-drinkers are more ubiquitous than coffee-growers; paper is consumed in almost every inhabited are of the world, but paper is manufactured in only a few spots; and although the consumption of cotton is well-nigh universal,cotton growing and cotton-textile production are carried on only in certain specific regions that can be clearly delimited. Second, there is much less information, scientifically analyzed, about consumption compared to the information dealing with production.
        For our purposes, we can divide production efforts into two great categories subsistenc e and commercial. In subsistenceendeavors, each producer lives directly on what he produces. He bends all his efforts to meeting the immediate needs of himself and family and so has little left over for bartering or selling. He and the members of his family must provide the food they eat, the clothes they wear, the fuel that warms them, the dwelling that shelters them, the implements they use, and any items of culture they enjoy.
         In commercial economie,by contrast, each producer generates a surplus of something that he can exchange for surpluses of other things others produce. Little of his effort goes into directly providing the food, clothing, fuel, and shelter his family neends.
         The basic distinction between subsistence and commercial economies lies, then, in the soure of satisfaction of economic needs. Obviously, there are variations in the degrees of either subsistence or commercial economies. Businessmen who live in city apartment houses are entirely dependent on other producers for every one of their economic needs. Primitive tropical tribesmen who avoid contact with outsiders provide themselves with everything they consume. But in between these two extremes are countless shadings – areas in which the economy is partly subsistence and partly commercial.

         We shall confine our discussion to regions that are clearly either subsistence or commercial – or at least we shall confine our chapter headings to such activities. For now, in Part Two, we shall deal primarily with subsistence economies, while Chapter 4 deal with a more advanced activity- intensive subsistence cultivation

Wednesday, April 17, 2013

PENGERTIAN / DEFINISI INFILTRASI DAN LAJU INFILTRASI


Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses masuknya air kepermukaan tanah. Proses ini merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupun dalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai. Pengertian infiltrasi (infiltration) sering dicampur-adukkan untuk kepentingan praktis dengan pengertian perkolasi (percolation) yaitu gerakan air kebawah dari zona tidak jenuh, yang terletak diantara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah (zona jenuh). Dalam kaitan ini terdapat dua pengertian tentang kuantitas infiltrasi, yaitu kapasitas infiltrasi (infiltration Capaciti) dan laju infiltrasi (Infiltration rate). Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu, sedangkan laju infiltrasi adalah laju infiltrasi nyata suatu jenis tanah tertentu.

Proses Terjadinya Infiltrasi
Ketika air hujan menyentuh permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut masuk kedalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah. Proses masuknya air hujan kedalam tanah ini disebabkan oleh tarikan gaya grafitasi dan kapiler tanah.. laju infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya grafitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Dibawah pengaruh gaya grafitasi , air hujan mengalir tegak lurus kedalam tanah melalui profil tanah. Pada sisi yang lain, gaya kapiler bersifat mengelirkan air tersebut tegak lurus keatas, kebawah, dan kearah horizontal. Gaya kapiler tanah ini bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang relatif kecil. Pada tanah dengan pori-pori besar , gaya ini dapat diabaikan pengaruhnya, dan air mengalir ke tanah yang lebih dalam oleh pengaruh gaya grafitasi. Dalam perjalanannya tersebut, air juga mengalami penyebaran kearah lateral akibat tarikan gaya kapiler tanah, terutama ke arah tanah dengan pori-pori yang lebih sempit.

Proses infiltrasi yang demikian, melibatkan tiga proses yang tidak saling tergantung :
1. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah
2. tertampungnya air hujan rtersebut di dalam tanah
3. proses mengalirnya air tersebut ketempat lain (bawah, samping, dan atas).
Infiltrasi (peresapan) merupakan perjalanan air melalui permukaan tanah dan menembus masuk kedalamnya.
Tanah dapat ditembusi air karena adanya celah yang tak kapilar melalui mana aliran air grafitas mengalir kebawah menuju air tanah, dengan mengikuti suatu jalan berhambatan paling lemah. Gaya-gaya kapilar mengalihkan air grafitas secara terus menerus kedalam rongga-rongga pori kapilar, sehingga jumlah air grafitas yang melalui horizon-horizon yang lebih rendah secara berangsur-angsur berkurang. Hal ini menyebabkan bertambahnya tahanan pada aliran grafitas di lapisan permukaan dan berkurangnya laju infiltrasi pada saat hujan meningkat. Air hujan yang jatuh ketanah akan masuk kedalam tanah dengan adanya gaya grafitasi, viskositas dan gaya kapilar dan disebut juga sebagai proses infiltrasi. Laju infiltrasi aktrual tergantung dari karakteristik tanah dan jumlah air yang tersedia dipermukaan tanah untuk membuat tanah lembab.

Proses infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Waktu dari saat hujan atau irigasi
2. Tekstur dan stuktur tanah
3. Persediaan air awal (kelembaban awal) atau jumlah air yang tersedia di permukaan tanah.
4. Kemampuan tanah untuk mengosongkan air diatas permukaan tanah
5. Penghantar hidrolik
6. Kegiatan biologi dan unsur organik, jenis dan kedalaman seresah
7. Tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya
Kedalaman air yang masuk ketanah tergantung dari beberapa faktor, yaitu : jumlah air hujan, porositas tanah, jumlah tumbuh-tumbuhan serta lapisan yang tidak dapat ditembusi oleh air. Air yang tertahan oleh lapisan kedap air (misalnya batu) membentuk air tanah. Pengaruh tumbuh-tumbuhan terhadap daya serap sukar ditentukan, karena tumbuh-tumbuhan juga mempengaruhi intersepsi. Meskipun demikian, tumbuh-tumbuhan penutup menungkatkan infiltrasi jika dibandingkan dengan tanah terbuka, sebab :
• Tumbuhan penutup menghambat aliran permukaan, sehingga memberikan waktu tambahan pada air untuk memasuki tanah
• sistem akarnya membuat tanah lebih mudah dimasuki
• daun-daunnya melindungi tanah dari tumbukan oleh tetes air hujan yang jatuh dan mengurangi muatan air hujan dipermukaan tanah.

Sifat-sifat yang menentukan dan membatasi kapasitas infiltrasi adalah struktur tanah yang sebagian ditentukan oleh tekstur dan kandungan air. Unsur struktur tanah yang terpenting adalah ukuran pori dan kemantapan pori.

 Pengukuran Laju Infiltrasi
Menurut Soemarto (1995), laju infiltrasi dapat diukur dengan cara berikut ini :
1. Dengan menggunakan Testplot
Pengukuran daya infiltrasi dengan menggunakan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap luasan yang kecil saja, sehingga sukar untuk mengambil kesimpulan terhadap besarnya daya infiltrasi bagi daerah yang lebih luas. Untuk mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang dikelilingi tanggul dan digenangi air, seperti pada gambar dibawah ini, laju infiltrasi nya didapat dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaan airnya konstan.
2. Dengan menggunakan Lysimeter
Lysimeter berupa tangki beton yang ditanam di dalam tanah, yang di isi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi dengan fasilitas drainase dan pemberian air.
3. Test Penyiraman (Sprinkling Test)
Di atas sebidang tanah dengan luas beberapa puluh meter persegi, diberikan hujan tiruan dengan intensitas yang diketahui dan konstan sebesar i  fp permukaan tanahnya dibuat agak miring, sehingga limpasan permukaan sebesar i  fp
4. Dari hubungan curah hujan dengan limpasan dalam daerah pengaliran kecil
Pada kenyataannya adalah lebih sulit untuk mendapatkan penurunan kehilangan hanya dari daya infiltrasi saja, dibandingkan dengan mendapatkan gabungan dari seua kehilangan.

Monday, April 15, 2013

CITRA PENGINDERAAN JAUH


Seperti kamu tahu bahwa penginderaan jauh terdiri atas subsistemsubsistem. Salah satunya keluaran data. Citra merupakan salah satu hasil teknologi penginderaan jauh. Lebih lanjut citra dibedakan atas citra foto dan citra nonfoto. Citra foto (kemudian disebut foto udara) merekam dengan kamera, perekamannya secara serentak untuk satu lembar foto udara dan menggunakan tenaga tampak atau perluasannya (ultraviolet atau inframerah dekat).

Citra nonfoto merekam dengan sensor lain selain kamera (sensor yang mendasarkan atas penyiaman atau scaning). Perekamannya bagian demi bagian dan dapat menggunakan bagian mana pun dari seluruh jendela atmosfer, bahkan dapat menggunakan pita serapan di dalam penginderaan jauh.


1. Foto Udara
Foto udara diperoleh melalui pemotretan menggunakan sensor kamera yang dipasang pada wahana terbang, seperti pesawat terbang, helikopter, dan sebagainya. Pada saat wahana yang digunakan beroperasi, pemotretan dilakukan. Pemotretan tersebut seperti layaknya burung yang terbang dan melihat kenampakan permukaan Bumi secara tiga dimensional. Foto udara, tidak ubahnya seperti foto biasa. Seperti foto dirimu yang menggambarkan ciri yang kamu punya.

Dengan fotomu, orang lain bisa menyebutkan ciri-cirimu, seperti panjang rambut, bentuk muka, hidung, dan sebagainya. Begitu juga dengan foto udara. Hanya saja foto udara menampilkan kenampakan di permukaan Bumi, yang diambil dari udara. Oleh karena itu, menggunakan foto udara kita bisa mengenali kenampakan dan gejala-gejala yang ada di muka Bumi.

a. Bagian-Bagian Foto Udara
Untuk lebih mengenal bagian-bagian pada foto udara, perhatikan gambar berikut ini.


Foto udara standar pada umumnya berukuran 22 cm × 22 cm. Selain tanda tepi, pada foto udara terdapat juga kelompok keterangan penting, yaitu:
1) tanda fidusial,
2) nomor seri, dan
3) tanda tepi.
Nah, untuk lebih jelasnya amati bagan berikut.

Keterangan tepi pada foto udara terdiri atas:

1. Tanda Fidusial
Pada tiap foto udara umumnya diberi empat atau delapan tanda fidusial. Tanda ini terletak pada sudut foto atau pada bagian tengah foto. Apabila terletak pada sudut foto, pada umumnya berupa garis silang yang mengarah ke sudut lain di hadapannya. Apabila terletak pada bagian tengah tepi foto, pada umumnya berupa setengah anak panah. Kegunaan dari tanda ini adalah untuk menentukan titik prinsipiil foto, yaitu dengan cara menarik garis dari dua tanda fidusial yang berhadapan. Titik potong dari dua garis ini merupakan titik prinsipiil foto. Titik prinsipiil ini berguna untuk mencari daerah tampalan (tumpang tindih) pada foto udara selanjutnya.

2. Nomor Seri
Nomor seri yang lengkap umumnya terdiri atas nomor registrasi, nama daerah yang dipotret, tanggal pemotretan, nomor jalur terbang, dan nomor foto. Nomor registrasi diperlukan untuk pengarsipan dan pencarian kembali apabila ada yang memerlukan. Tanggal pemotretan menunjukkan kondisi lapangan pada saat pemotretan, seperti kondisi musim. Selain itu, juga menjadi petunjuk apabila akan menggunakan foto udara multitemporal. Nomor jalur terbang selain diperlukan dalam penyimpanan foto, juga diperlukan dalam penyusunan mozaik dan mencari pasangan foto udara yang bertampalan untuk analisis secara stereoskopik.


3. Tanda Tepi
Tanda tepi terletak pada salah satu sisi foto, pada kanan atau kiri foto. Pada umumnya tanda tepi terdiri atas empat buah komponen, yaitu:
a. Altimeter
Digunakan untuk menentukan tinggi pesawat terbang di atas permukaan laut pada saat pemotretan. Ketinggian dinyatakan dengan kaki dan meter. Untuk mengetahui tinggi terbang, tinggi berdasarkan altimeter ini harus dikurangi terlebih dahulu dengan tinggi daerah rata-rata.
Contoh: ketinggian altimeter terbaca = 9.231 m tinggi daerah yang dipotret (dapat dilihat pada peta) = 192 m maka tinggi terbang = 9.231 m – 192 m = 9.039 m
b. Panjang Fokus
Panjang fokus ini menunjukkan panjang fokus kamera dan nomor seri kamera yang digunakan.
c. Jam
Jam pemotretan ini sangat membantu untuk mengetahui orientasi atau arah utara pada foto, serta tinggi relatif objek berdasarkan arah bayangan dan panjang bayangan.
d. Level
Tanda level untuk mengetahui apakah foto udara benar-benar vertikal atau tidak.

Wah . . . sekarang kamu telah mengetahui bagian-bagian foto udara. Tentunya sekarang kamu mampu membedakan antara foto udara dan peta. Menurutmu, apa saja perbedaan itu?



b. Macam Foto Udara
Foto udara dapat dibedakan atas berbagai dasar, yaitu:

1) Berdasarkan sumbu kamera, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.
a) Foto udara vertikal, dibuat dengan kamera tegak lurus terhadap permukaan Bumi atau mempunyai sudut condong 1–4°.

b) Foto udara condong, dibuat dengan kamera menyudut terhadap garis tegak lurus di permukaan Bumi.
c) Foto udara sangat condong, foto yang dibuat dengan kamera menyudut sangat besar sehingga daerah yang terpotret memperlihatkan cakrawala.

2) Berdasarkan sudut lipatan kamera, foto udara digolongkan sebagai berikut.
a) Sudut kecil jika sudut lipatan kurang dari 60°.
b) Sudut normal jika sudut lipatan antara 60°–75°.
c) Sudut lebar jika sudut lipatan antara 75°–100°.
d) Sudut sangat lebar jika sudut lipatan lebih dari 100°.

3) Berdasarkan jenis kamera, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.
a) Foto tunggal,
dibuat dengan kamera tunggal.
b) Foto jamak,
dibuat dengan beberapa kamera, pada saat yang sama dan daerahnya sama.

4) Berdasarkan warna yang digunakan, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.
a) Foto berwarna semu, warna pada foto udara tidak sama dengan warna objek sesungguhnya.
b) Foto warna asli, warna pada foto sesuai dengan warna asli suatu objek.

5) Berdasarkan sistem wahana, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.
a) Foto udara,
foto yang dibuat dari pesawat udara atau dari balon (sonde).
b) Foto satelit atau orbital
adalah foto yang dibuat dari satelit.

6) Berdasarkan spektrum elektromagnetik:
a) Foto Ultraviolet
Panjang gelombang yang digunakan 0,3–0,4 mm. Sangat baik digunakan untuk mendeteksi pencemaran air oleh minyak, eksplorasi bahan bakar minyak, hal ini karena perbedaan terbesar pantulan air dan minyak ada pada panjang gelombang ini.
b) Foto Pankromatik Hitam Putih
Panjang gelombang yang digunakan 0,4–0,7 mm. Wujud objek pada foto ini tampak seperti wujud aslinya. Perbedaan vegetasi sulit ditangkap dari foto jenis ini karena perbedaan nilai pantulan kecil.
c) Foto Pankromatik Berwarna
Sifat-sifat foto ini hampir sama dengan foto pankromatik hitam putih. Tetapi pengenalan objek pada foto ini lebih mudah karena warna serupa dengan warna asli objek yang direkam. Proses pembentukan warna pada foto udara ini melalui proses aditif maupun substraktif. Proses aditif dilakukan dengan memadukan warna aditif primer, yaitu warna biru, hijau, dan merah. Seperti proses pembentukan warna pada televisi warna. Berbeda dengan aditif, proses substraktif dilakukan dengan memadukan warna kuning, cyan, dan magenta.
d) Foto Inframerah Hitam Putih
Panjang gelombang yang digunakan 0,7–0,9 mm. Pantulan vegetasi bersifat unik karena berasal dari bagian dalam vegetasi. Sehingga baik untuk membedakan jenis vegetasi sehat dan tidak sehat.
e) Foto Inframerah Berwarna
Mempunyai karakteristik yang sama dengan foto inframerah hitam putih. Tetapi pada foto ini lebih mudah membedakan vegetasi dengan objek lain, karena vegetasi tampak dengan warna merah.
f) Foto Multispektral
Foto jamak yang menggambarkan suatu daerah dengan menggunakan panjang gelombang yang berbeda. Umumnya digunakan empat saluran, yaitu: biru, hijau, merah, dan inframerah dekat, dengan panjang gelombang 0,4–0,5 mm, 0,5–0,6 mm, 0,6–0,7 mm, 0,6–0,7 mm, dan 0,7–0,9 mm. Pada foto ini objek lebih mudah dibedakan satu sama lain pada saluran/pita sempit sehingga pengenalannya lebih mudah.


2. Citra Nonfoto (Citra)
Di depan kamu telah mengetahui bagaimana proses dalam teknologi penginderaan jauh hingga menghasilkan data sumber penginderaan jauh berupa foto udara dan citra. Perbedaan citra dengan foto udara, antara lain terletak pada sensor yang digunakan. Citra menggunakan sensor berupa scanner (penyiam), sedangkan foto udara menggunakan kamera.

Citra dapat dibedakan atas berbagai dasar, yaitu:
a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra dibedakan sebagai berikut.
1) Citra inframerah termal,
citra yang dibuat dengan gelombang inframerah termal. Penginderaan atau pengenalan karakteristik objek didasarkan pada perbedaan rona atau warna apabila citra tersebut berwarna. Perbedaan rona menunjukkan adanya perbedaan suhu dan daya pancar objek.
2) Citra radar dan citra gelombang mikro
adalah citra yang dibuat dengan gelombang radio. Citra radar menggunakan sumber tenaga buatan seperti penyinaran pada objek. Citra gelombang mikro menggunakan sumber tenaga alam.

b. Berdasarkan sensornya, citra dibedakan sebagai berikut.
1) Citra tunggal,
dibuat dengan sensor tunggal atau saluran lebar.
2) Citra multispektral,
dibuat dengan saluran jamak atau saluran sempit.

c. Berdasarkan sarananya, citra dikelompokkan sebagai berikut.
1) Citra dirgantara
adalah citra yang dibuat dengan sarana di udara.
Contoh: citra inframerah termal, citra radar, dan MSS (Multi Spectral Scanner)
2) Citra satelit
adalah citra yang dibuat dengan satelit dari angkasa luar.

Contoh: citra Landsat TM, NOAA, SPOT, MOS, dan sebagainya Citra satelit dapat digunakan untuk penginderaan planet, penginderaan cuaca, penginderaan sumber daya Bumi, dan citra satelit untuk penginderaan laut. Nah, dari uraian mengenai foto udara dan citra di depan,

tentunya kamu sudah bisa membedakan apa itu peta, foto udara, dan citra. Perbedaan antara keduanya dapat kamu lihat pada table berikut ini.

Sunday, April 14, 2013

Jenis-Jenis Penginderaan Jauh


Pengindraan jauh nantinya menghasilkan data yang berupa visualdan digitalHasil pengindraan jarak jauh dapat memiliki banyak bentuk atau hasil. Hasil pengindraan jarak jauh tidak hanya berupa gambar saja, dapat pula gambar yang memiliki row data yang bisa diolah.

• Data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer.
• Data visual dibedakan lebih jauh atas data citra dan data non citrauntuk dianalisis dengan cara manual. Data citra berupa gambaran mirip aslinya, sedangkan data non citra berupa garis atau grafik.Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara dan citra non foto (non photographic image).

Perbedaan citra foto dan non foto antara lain :



Sensor yang digunakan : Citra foto menggunakan sensor kamera sedangkan citra non foto menggunakansensor Non kamera, mendasarkan atas penyiaman (scanningkamera yang detektornya bukan film.

Detektor : Citra foto menggunakan detektor film sedangkan citra non foto menggunakan Pita magnetik, termistor foto konduktif, foto voltaik, dsb.

Proses perekaman : citra foto menggunakan Fotografi/kimiawi sedangkan citra non foto menggunakan Elektronik

Mekanisme perekaman : citra foto serentak dan citra non foto parsial

Spektrum elektromagnetik : citra foto Spektrum tampak dan perluasannya sedangkan citra non foto Spektratampak dan perluasannya thermal, dan gelombang mikro.

1. Citra Foto
Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kameraCitra foto dapat dibedakan berdasarkan:

a. Spektrum Elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:

1) Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer.
2) Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 - 0,56 mikrometer).
3) Foto pankromatik yaitu foto yang dengan menggunakan spektrum tampak mata.
4) Foto infra merah yang terdiri dari foto warna asli (true infrared photo) yang dibuat dengan menggunakanspektrum infra merah dekat sampai panjang gelombang 0,9 mikrometer hingga 1,2 mikrometer dan infra merah modifikasi (infra merah dekat) dengan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan saluran hijau.

Peta berdasarkan foto : contoh peta berdasarkan foto dapat dilihat dari peta di bawah ini.
Contoh Citra Foto


b. Sumbu kamera
Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:

1) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurusterhadap permukaan bumi.

2) Foto condong atau foto miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kameramenyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumiSudut ini pada umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar. Tapi apabila sudut condongnya masih berkisar antara 1 - 4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikalFoto condong masih dibedakan lagi menjadi:
a) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.
b) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya.


c. Warna yang digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
1) Foto berwarna semua (false colour).
Warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya pohon-pohon yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum infra merah, pada foto tampak berwarna merah.
2) Foto berwarna asli (true colour).
Contoh: foto pankromatik berwarna.

d. Wahana yang digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, ada 2 (dua) jenis citra, yakni:
1) Foto udara, dibuat dari pesawat udara atau balon 
2) Foto satelit/orbital, dibuat dari satelit 

 2. Citra Non Foto
Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra non foto dibedakan atas:

a. Spektrum elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaancitra non foto dibedakan atas:
1) Citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah thermalPenginderaan padaspektrum ini mendasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dengan beda rona atau beda warnanya.
2) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikroCitra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistim pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.

b. Sensor yang digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakancitra non foto terdiri dari:
1) Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya lebar.
2) Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit, yang terdiri dari:
• Citra RBV (Return Beam Vidicon)sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam bentuk foto karenadetektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.
• Citra MSS (Multi Spektral Scanner)sensornya dapat menggunakan spektrum tampak maupun spektrum infra merah thermalCitra ini dapat dibuat dari pesawat udara.

c. Wahana yang digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas:
1) Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: Citra infra merah thermal, citra radar dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.
2) Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luarCitra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yakni:
a) Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra satelit Venera (Rusia).
b) Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).
c) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).
d) Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS (Jepang).